Pernikahan atau perkawinan adalah hari yang paling sakral bagi kehidupan manusia. Sehingga dalam penentuan hari pernikahan tidak sembarang asal comot bulan untuk .menikah.Terutama orang jawa yang masih lekat akan nuansa kejawannya dan menjaga tradisi leluhur.
Sebelum menentukan bulan untuk menikah mereka banyak yang mencari acuan atau sumber yang dijadikan tempat konsultasi. Sehingga banyak dari mereka yang menunda acara pernikahannya untuk mencari bulan baik . Bhakan dari mereka ada yang harus menanti waktu agak lama untuk mencari bulan baik.
Dari pencarian kami di buku Kitab Primbon Betaljemur adammakna memang ada bulan bulan baikatau Sarju untuk melaksanakan akad nikah, Juga ada bulan bulan yang harus dihindari untuk tidak melakukan akan nikah atau ijab kabul . I5tu semua dilakukan dalam rangka mencari kebaikan untuk calon pengantin berdua.
Berkaitan dengan bulan yang harus dihindari untuk akad nikah atau ijab kabul tertera pada halaman 21 bab No 3 Ala Beciking sasi kanggo ijabing pengantin. Adapun hasil penelusuran bulan bulan yang harus dihindari adalah sebagai berikut:
1. Bulan Suro atau Muharram : Tukar padu nemu kerusakan
Artinya jika dilaksanakan pengantin berdua sering bertengkar dan menemui banyak kendala dalam kehidupan pernikahannya
2.Mulud / Rabiul Awwal : Mati salah siji
Artinya untuk perjalanan ke depan pengantin berdua ada yang meningal salah satunya .
3.Puasa / Ramadahan : Cilaka Gedhe
Artinya pernikahannnya kelak akan menui mara bahaya
Itulah 3 bulan menurut literasi Kitab Primbon Betal Jemur yang berkaitan dengan bulan yang harus dihindari untuk pernikahan. Menurut kenyataannya kita terutama orang jawa masih menggunakan sumber ini. Pada bulan bulan diatas jarang orang jawa yang menikahkan atau mengijabkan putra putrinya.
Entah kebetulan atau tidak frekwensi orang punya gawe khususnya pernikahan pada bulan bulan jumlahnya menurun drastis. Kebanyakan dari mereka jika punya gawe di ke 3 bulan tersebut biasanya hanya resepsinya saja. Akad nikah sudah dilaksanakan pada bulan sebelumnya.
Percaya atau tidak fakta atau mitos namun ini masih terjadi di kehidupan kita sehari hari. Yang terpenting kita tidak meyakini sepenuhnya semua itu kita serahkan kepada Allah SWT . Dan tidak ada salahnya kita juga melestarikn adat dan budaya peninggalan leluhur kita.
Demikian tulisan ini semoga bermanfaat jika ada yang kurang tahu bisa berkonsultasi dengan Admin.