Orang Jawa memang dikenal sebagai pribadi yang
menjunjung nilai kebudayaan yang tinggi. Dimanapun ia berada masih melestarika
segala adat dan budaya jawa tinggalan para leluhur. Salah satunya adalah tata
cara nylameti ibu yang sedang hamil. Ibu yang sedang hamil riskan akan berbagai
hal yang berkaitan dengan kehamilannya Oleh karena itu perlu di ihtiari dengan
selamat agar sang jabang bayi dan ibu kalis dari rubeda.
Adapun slametan untuk ibu hamil menurut tata
cara Jawa yang tertulis di Buku Primbon Betal Jemur Addammakna pada halaman 37 –
39 adalah sebagai berikut :
1. Bulan pertama slametannya adalah jenang
abor-abor yaitu tepung beras di beri garam lalu dibuat bubur dan di sertakan
juruh santen manis.
2. Bulan Kedua slametannya nasi dengan sayuran
atau istilah jawa disebut sego jangan sayurannya ganjil misalnya 9,11 dan
seterusnya. Jenang abang putih,jajan pasar.
3. Bulan ketiga slametannya sama dengan bulan
kedua
4. Bulan keempat slametannya nasi punar yaitu nasi
uduk yaitu nasi yang diberi kunir dan asem lauknya daging dan sambel goreng.
Lalu disertai kue apem,kupat dan lepet.
5. Bulan kelima selamatannya Sego janganan,
disertai uler-uleran yaitu tepung beras dicampur air diberi pewarna
merah,kuning , hitam dibuat seperti bentuk ular.Serta ketan manca warna yaitu
diberi wrana bermacam-macam makannya dibuatkan enten-enten
6. Bulan keenam slametannya apem kocor , yaitu
glepung beras di colok ragi tanpa gula. Cara makannya dengan juruh santen.
7. Khusus untuk slametan tujuh bulan ini orang
menyebut sebagai slametan tingkeban disarankan dilaksanakan hari Rabu atau
Sabtu ditanggal ganjil sebelum tanggal 15. (Baca: Slametan Tingkeban)
8. Bulan kedelapan selamatannya bulu angrem yaitu
kue Klepon di tutupi srabi putih. Kue klepon dibuat dari tepung ketan dicairkan
dicampur daun pandan di dalamnya diberi gula ,bentuknya seberti bola kecil. Kalau
kue srabi dibuat dari tepung beras dan dicampur kelapa bentuknya juga bundar.
9. Hamil bulan kesembilan slametannya Jenang
procot yaitu tepung beras diberi gula cair lalu di buat jenang di dalamya di
beri buah pisang utuh orang jawa mengatakan atau menyebut bubur plonyo.
Nah jika menginjak bulan 9 atau 10 belum
merasakan melahirkan maka diberikan slametan dhawet plencing . Bahannya tepung
aren diberi gula dan santen . Dhawet tadi dijual pada anak-anak uangnya wingko
setelah anak-anak minum dhawet disarankan untuk lari cepat-cepat. Wallahua’lam.
(Muin)
KONSULTASI : 081215416776